Monitoring Corruption:
Evidence from a Field Experiment in Indonesia
Benjamin A. Olken
Harvard University and National Bureau of Economic Research
Apakah korupsi di Indonesia sudah se-tenar itu dimata
dunia? itu yang pertama kali saya pikirkan ketika membaca judul paper ini.
Menyedihkan dan memalukan sebenarnya ada orang asing yang mengangkat
permasalahan korupsi di republik ini, tapi mari kita tengok apa yang bisa kita
pelajari dari paper "Om Benjamin" ini..
_______________________________________________________________________
Sesungguhnya ada kesulitan yang
melekat dalam mengukur tindakan korupsi secara langsung yaitu relatif
sedikitnya bukti dan juga relatif sedikitnya konsensus mengenai cara terbaik
dalam mengurangi korupsi. Salah satu pendekatan untuk mengurangi korupsi
dari Becker & Stigler (1974), menunjukkan bahwa kombinasi yang tepat dari
pemantauan dan hukuman dapat mengendalikan korupsi.
Ada lagi pendekatan yang sedang
tenar belakangan ini yaitu pendekatan grassroots (akar rumput). partisipasi
masyarakat sekarang dianggap oleh banyak komunitas pembangunan sebagai kunci
tidak hanya untuk mengurangi korupsi tetapi juga untuk meningkatkan pelayanan
publik . Misalnya, selama 2004 Laporan World Development dikhususkan untuk
gagasan "menempatkan orang miskin di pusat penyediaan layanan:
memungkinkan mereka untuk memantau dan mendisiplinkan penyedia layanan, memperkuat
suara mereka dalam pembuatan kebijakan, dan memperkuat insentif bagi penyedia
jasa untuk melayani orang miskin "(Bank Dunia 2004, 1).
Pertama, hasil penelitian
menunjukkan bahwa mengundang lebih banyak warga desa untuk pertemuan monitoring
hanya mengurangi hilangnya pengeluaran tenaga kerja, dengan tidak berdampak
pada bahan dan, sebagai akibatnya, berdampak kecil secara keseluruhan.
Kedua, hasil penelitian menunjukkan
bahwa mengeluarkan bentuk komentar anonim ke desa mengurangi hilangnya
pengeluaran hanya jika bentuk komentar dibagikan melalui sekolah-sekolah di
desa, benar-benar melewati aparat desa yang mungkin telah terlibat dalam proyek
ini.
Hasil dalam makalah ini merupakan
hasil dari intervensi jangka pendek. Jika auditor yang mudah disuap, dari waktu
ke waktu desa dapat mengembangkan hubungan ulangi dengan auditor yang dapat
membuat menyuap auditor lebih mudah daripada dalam kasus satu-shot diperiksa di
sini.
Bahkan untuk satu kali ini
intervensi, hasil tertentu akan menjadi jelas hanya dengan waktu. Sebagai
contoh, setelah beberapa tahun, maka akan jelas apakah peningkatan pengawasan
yang dikenakan oleh audit mempengaruhi yang memilih untuk terlibat dalam
manajemen proyek, dan apakah temuan audit negatif mempengaruhi probabilitas
pemilihan aparat desa. Mengurangi korupsi juga dapat mengurangi pengeluaran
kampanye untuk kantor desa, karena sewa dari mendapatkan posisi ini akan
mengalami penurunan.
Efisiensi dampak dari pengurangan
korupsi juga akan menjadi lebih jelas dengan waktu karena kita dapat mengamati
perubahan dalam berapa lama jalan berlangsung. Memahami implikasi jangka panjang
dari kebijakan anti korupsi tetap menjadi isu penting untuk penelitian masa
depan.
_____________________________________________________________________